11 Dolina merupakan gejala karst yang terjadi akibat pelapukan secara. a. mekanis b. organis c. kimiawi d. fisis e. alami Jawaban: c 12. Stalagmit adalah kerucut-kerucut kapur yang . a. berderet pada dinding gua b. bergantungan pada atap gua c. berdiri pada dasar gua d. berdampingan pada gua e. bersinggungan pada gua Jawaban: c 13. Indonesia merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasan karst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khas yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baik dari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia, flora, fauna, dan ilmu kebumian. Kawasan karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdaya air untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karst merupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dan kekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristik utama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutan membentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologi karst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanah tanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungai bawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalam penyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaran yang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada karst. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSI SUMBERDAYA DAN KERENTANAN HIDROLOGIKAWASAN KARSTHestina FandaniDepartemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaEmail merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasankarst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuannegara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khasyang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baikdari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilaipenting dalam kehidupan manusia, ora, fauna, dan ilmu karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdayaair untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karstmerupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dankekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasankarst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristikutama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutanmembentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologikarst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanahtanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungaibawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalampenyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaranyang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada Kunci Karst, Potensi hidrologi, KerentananI. PENDAHULUANPerbukitan karst merupakan satuan geomorfologi yang mempunyai karakteristikrelief dan drainase yang khas yang utamanya disebabkan oleh derajat pelarutan batuannyayang intensif Ford dan Williams, 1989. Karst tidak hanya terjadi pada batuan karbonat,melainkan juga dapat terjadi pada wilayah yang memiliki material batuan lain yang mudahlarut dan memiliki porositas sekunder seperti halnya pada batuan gipsum dan dari kawasan karst yaitu banyaknya goa-goa dan sungai bawah tanah. Indonesia memiliki beberapa kawasan karst yang meliputi hampir seluruh pulau-pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya alamdan ekonomi. Keberadaan kawasan karst di Indonesia mencapai hingga hampir 20% daritotal luas wilayah Indonesia Adji dkk, 1999. Diantara beberapa kawasan karst di Indonesia,terdapat dua kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe dari karst daerah tropis yaitu[1] Karst Maros dan Gunungsewu. Karst Gunungsewu terletak di bagian tengah Pulau Jawabagian selatan. Secara administrasi, Perbukitan Karst Gunungsewu merupakan wilayahpengembangan bagian selatan di Kabupaten Gunungkidul. Karst Gunungsewu dicirikandengan berkembangnya kubah karst, yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal, ataudisebut pula sebagai kubah sinusoidal Lehman 1936 dalam Adji dkk, 1999. Bentanglahan karst merupakan bentanglahan yang memiliki karakteristik yang unikdan khas, baik secara geologi, geomorfologi, dan hidrologi. Karst merupakan suatu bentangalam yang khusus berkembang pada karbonat. Karakteristik hidrologinya didominasi olehsungai-sungai bawah tanah. Bentanglahan karst memiliki karakteristik khas yang prosespembentukannya disebabkan oeh adanya proses solusional atau pelarutan. Prosessolusional tersebut akan menyebabkan terbentuknya cekungan, lembah, dan lorong-lorongsebagai sistem aliran bawah tanah Nuraini, 2012. Kawasan karst memiliki nilai penting bagi manusia, flora, fauna, danperkembangan ilmu kebumian Sunarto dan Samodra, 1999. Bentanglahan karst memilikiperanan yang sangat penting dalam menyediakan sumberdaya air bagi kehidupan. KawasanKarst merupakan sebagai suatu sumberdaya potensial yang digunakan dalam mendukungkehidupan dengan kekayaan potensi dan sumberdaya yang melimpah namun di sisi lainkawasan ini juga rentan terhadap risiko kerusakan lingkungan. Sebagai upaya untukmelindungi fungsi kawasan karst tersebut maka perlu untuk mengenali potensi padabentanglahan karst dengan mendasarkan pada karakteristik karst tersebut Haryono danSutikno, 2000.II. ISIBENTANGLAHAN KARST DAN PROSES KARSTIFIKASIKarst merupakan suatu bentanglahan yang bersifat unik dan dicirikan denganadanya topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje, karren, kerucut karst,dan memiliki sistem drainase bawah permukaan yang lebih berkembang dan lebih dominandibandingkan dengan sistem aliran permukaannya Adji dkk, 1999. Haryono dan Adji 2004menyatakan bahwa karst dicirikan oleh adanya cekungan tertutup dan atau lembah keringdalam berbagai ukuran dan bentuk, jarang dijumpai adanya drainase atau sungaipermukaan, serta terdapatnya goa akibat dari sistem drainase bawah tanah. Kawasan karstdibentuk dari batuan karbonat dan dolomit serta terbentuk karena adanya karakteristik yangdimiliki berupa batuan yang mudah larut, memiliki porositas sekunder, dan adanya pengaruhair sebagai agen terjadinya pelarutan tersebut. Karst memiliki karakteristik porositassekunder yaitu artinya air lolos melalui perlapisan batuan, rekahan, dan patahan. Aliran airpada sistem karst mengalir sekaligus juga melarutkan material batuan pada formasi karsttersebut. Kawasan karst terbentuk melalui sebuah proses yang disebut karstifikasi. Proseskarstifikasi berlangsung selama jangka waktu yang lama hingga jutaan tahun untuk dapatmembentuk bentanglahan karst Maryanto, 2006.[2] Karstifikasi ialah proses peresapan dan pelarutan oleh air pada batuan karbonatsehingga dari hasil proses tersebut dapat membentuk suatu bentangalam yang khas padapermukaan dan juga sistem drainase pada bawah permukaan Gushilman, 2012. Secaralebih sederhana dapat dikatakan bahwa karstifikasi merupakan proses pengubahan batugamping menjadi bentanglahan karst melalui proses pelarutan secara alami. Berdasarkandefinisi tersebut diketahui bahwa proses yang utama dalam hal ini yaitu pelarutan. Prosespelarutan karst diawali oleh larutnya CO2 di dalam air membentuk H2CO3. Larutan H2CO3tidak stabil terurai menjadi H− dan HCO3. Ion H − inilah yang selanjutnya menguraikanCaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO3 2- . Proses karstifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktoryang dikelompokkan menjadi faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pengontrolberkaitan dengan karakteristik dan syarat yang harus dipenuhi agar proses karstifikasi dapatberlangsung. Beberapa faktor pengontrol karstifikasi yaitu 1 adanya batuan yang memilikisifat mudah larut, tebal, kompak, serta memiliki rekahan yang banyak, 2 curah hujan yangrelatif tinggi, dan 3 adanya batuan yang dapat memungkinkan terjadinya sirkulasi air secaravertikal. Sedangkan faktor pendorong karstifikasi yaitu berupa temperatur dan penutuplahan. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat kesempurnaan dankecepatan pembentukan karst. Nuraini 2012 menyatakan bahwa perkembangan karst padadaerah tropis bersifat lebih intensif dibandingkan dengan perkembangan karst padakarakteristik daerah 1. Faktor-faktor karstifikasi dan pengaruhnya terhadap proses pelarutan Trudgil, 1985[3] Gambar 2. Perkembangan dolin pada daerrah iklim tropis dan iklim sedang Ford dan Williams, 2007Pelarutan pada jenis batuan karbonat yang berbeda akan menghasilkan tingkat karstifikasiyang berbeda pula. Tingkat perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapatmempengaruhi karakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistempelepasan air oleh akuifer tersebut. Semakin tinggi derajat karstifikasi maka akuifer tersebutmemiiki kapasitas simpanan air yang rendah dan sistem pelepasan air yang cepat Adji dkk,2014. KARAKTERISTIK DAN POTENSI SUMBERDAYA HIDROLOGI KAWASAN KARSTKawasan karst utamanya terbentuk pada wilayah-wilayah yang memiilikikarakteristik material yang berasal dari endapan batuan karbonat dengan mineral utamanyaberupa dolomit, kalsit, dan aragonit. Selain itu juga dapat terbentuk pada material batuanyang mengandung mineral mudah larut. Karakteristik unik yang ada di kawasan karst yaitupada karakteristik sistem hidrologinya. Akuifer karst memiliki karakteristik yang kompleksdan alami yang membedakan dengan akuifer lainnya. Akuifer karst memiliki heterogenitasyang tinggi sebagai akibat trebentuknya system aliran bawah tanah, memiliki saluran yangbesar, dan memiliki kecepatan aliran yang tinggi Bakalowicz, 2005. Kawasan karst memilikisistem hidrologi yang berbeda dengan batuan lainnya. Terdapat karakter tersendiri yanghanya dimiliki oleh sistem hidrologi pada karst yaitu adanya dominasi proses pembentukannon permukaan sebagai akibat dari aktivitas pelarutan. Sistem hidrologi bawah tanah lebihberkembang dengan banyaknya aliran-aliran bawah tanah dengan karakteristik yang tidakseragam heterogen dan bersifat anisotropis. White 1988 mengklasifikasikan sistem alirantersebut menjadi sistem diffuse sistem aliran rembesan, fissure sistem aliran rekahan,dan conduit sistem aliran lorong. Jenis aliran pada kawasan karst tersebut sangatdipengaruhi oleh karakteristik perkembangan lorong, kondisi topografi permukaan, sertasimpanan air dalam sistem akuifer karst.[4] Gambar 3. Ilustrasi sistem hidrologi karst Goldscheider, 2010Pada sistem aliran lorong atau conduit pengimbuhan air sungai bawah tanahdengan melalui ponor yang ada di permukaan. Aliran air tersebut akan lolos ke bawahpermukaan melewati rongga-rongga besar dan kecepatan alirannya tinggi. Pada kawasankarst yang memiliki aliran conduit biasanya pada daerah tangkapannya dicirikan denganbanyaknya luweng dengan sinkhole dan ponor. Aliran conduit memiliki kemampuansimpanan yang rendah karena air akan langsung teralirkan ke bawah permukaan secaracepat dan biasanya terjadi hanya saat musim hujan. Sedangkan pada sistem aliranrembesan diffuse, aliran air lolos ke bawah permukaan dengan melalui proses infiltrasiyang terjadi pada epikarst. Aliran diffuse berupa rembesan atau tetesan kecil. Karakteristikaliran diffuse yaitu menyebar. Kondisi daerah tangkapan dengan sistem aliran seperti inibiasanya yaitu pada area dengan banyak rekahan batuan. Aliran diffuse memilikikarakteristik simpanan yang besar dan sepanjang tahun Adji, 2006. Aliran fissure,pengimbuhan air sungai bawah tanah dengan melalui celah-celah perlapisan batuan. Airmengalir ke bawah permukaan dengan melewati rekahan-rekahan umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi,seperti retakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi geologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan airtanahSantosa, 2015. Pada sistem karst, air hujan yang jatuh sebagian menjadi limpasan dansebagian lagi meresap dalam tanah. Limpasan yang terkumpul membentuk suatu systemsungai dengan inputnya dapat berasal dari air hujan maupun dari bawah tanah sehinggakemudian mengalir menuju sistem bawah permukaan. Salah satu contoh dari sistem aliranbawah permukaan di Gunungkidul yaitu Kali Suci di Kecamatan Semanu. Sungai bawahtanah merupakan salah satu bentukan yang khas dari sistem karst. Sungai bawah tanahyang banyak dijumpai pada karst di Gunungkidul mengalir melalui jalur-jalur goa. Sungaibawah tanah merupakan potensi sumberdaya air yang sangat besar di kawasan karena akses yang sulit berupa luweng-luweng dalam dan terjal mengakibatkan tidaksemua sungai bawah tanah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Imbuhan sungai[5] bawah tanah yang banyak pada kawasan karst didukung oleh zona epikarst dimana zonaepikarst memiliki permebailitas dan porositas yang tinggi sehingga berperan sebagaireservoir utama pada karst Haryono, 2001 dalam Cahyadi dkk, 2013. Besarnya potensi airsungai bawah tanah diharapkan dapat dimanfaatkan lebih sungai bawah tanah, potensi air kawasan karst juga berupa air permukaan,airtanah dan mata air. Di kawasan karst banyak dijumpai adanya danau dolin saat musimpenghujan. Selain itu, juga terdapat beberapa mata air yang potensial. Mata air epikarstdikenal menurut studi Linhua 1996 mempunyai kelebihan dalam hala. Kualitas air. Air yang keluar dari mataair epikarst sangat jernih karena sedimenyang ada sudah terperangkap dalam material isian atau Debit yang stabil. Mataair yang keluar dari mintakat epikarst dapat mengalirsetelah 2-3 bulan setelah musim hujan dengan debit relatif Mudah untuk dikelola. Mataair epikarst umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan,sehingga dapat langsung ditampung tanpa harus pada kawasan karst merupakan sumberdaya yang potensial. Pada dasarnyakawasan Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi airtanah yangcukup melimpah untuk dapat mensuplai kebutuhan air pada musim kemarau. Meskipundemikian, masalah yang sering timbul pada wilayah karst yaitu permasalahan terhadapakses airtanah tersebut. Hal ini dikarenakan keterdapatan airtanah pada kawasan karst barudapat ditemui airtanah pada kedalaman tertentu yang sangat dalam. Keterdapatan airtanahpada kawasan karst memiliki variasi kedalaman antara 50 hingga 100 meter di bawahpermukaan tanah Mc Donald & Partner. 1984. KERENTANAN HIDROLOGI KAWASAN KARSTBeberapa permasalahan yang sering dijumpai pada kawasan karst yaitupencemaran air, pendangkalan dan kekeringan telaga saat musim kemarau dan kritis airsaat kemarau. Hidrologi pada kawasan karst relatif lebih rentan terhadap air pada kawasan karst berkaitan dengan komponen batuan karst yang berupasaluran conduit yang memiliki porositas sekunder yang besar Cahyadi dkk, 2013. Padaaliran conduit aliran permukaan akan masuk dalam system aliran bawah permukaan dengansangat cepat melalui lorong-lorong yang besar, sehingga apabila terdapat masukan aliran airpada sistem ini, maka muka air di sungai bawah tanah cepat naik menuju pemukaan danbanyak pencemar yang dapat ikut masuk kedalam sistem sungai bawah tanah.[6] Gambar 4. Perjalanan pencemar dari permukaan menuju sungai bawah tanah melalui celahkonduit di kawasan karst Haryono, 2004 dalam Cahyadi dkk, 2013.Selain permasalahan pencemaran, kawasan karst juga rentan terhadapkekeringan terutama saat musim kemarau. Menurut Santosa 2015 keringnya air telaga saatkemarau dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitua. Kondisi morometri telaga yang kurang mampu menamoung air hujan dalam jumlahcukup untuk dapat mengimbangi kekurangan air saat kemaraub. Laju evaporasi yang tinggi ketika kemarau c. Air telaga mengaami kebocoran masuk melalui ponor maupun lubang aliranmenuju sistem aliran bawah karst merupakan kawasan yang memiliki sistem hidrologi yang khas danunik. Keunikan sistem hidrologi karst diakibatkan karena adanya proses pelarutan yangmerupakan proses utama dalam pembentukan karst atau disebut pula karstifikasi. Proseskarstifikasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pendorongberupa temperatur dan penutup lahan, sedangkan faktor pengontrol berupa adanya batuanmudah larut, curah hujan tinggi, dan memungkinkan adanya sirkulasi air secara perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapat mempengaruhikarakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistem pelepasan air umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi, sepertiretakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan hidrologi kawasan karst adalah lebih berkembangnya sistem aliran bawahtanah dibandingkan dengan sistem aliran permukaan. Potensi air pada kawasan karst cukupmelimpah utamanya pada sistem aliran bawah tanah. Namun potensi air belum dapatdimanfaatkan secara maksimal karena kedalaman keberadaan air yang bervariasi dandalam sehingga muncul keterbatasan akses untuk mendapati air bawah tanah aliran hidrologi karst terdiri dari sistem aliran conduit, diffuse, dan fissure. Sistem[7] aliran conduit merupakan system aliran yang sangat berpengaruh terhadap kerentananpencemaran hidrologi karst karena sistem alirannya yang cepat dan melalui ponor yangbesar sehingga mudah dimasuki bahan pencemar. Kerentanan hidrologi karst selainpencemaran yaitu berupa kekeringan TERIMA KASIHDengan selesainya paper ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepadasegenap dosen yang telah memberikan ilmu dan pemahaman baik melalui kegiatan di dalamkelas maupun kegiatan di luar kelas. Tidak lupa pula untuk seluruh asisten praktikumgeohidrologi yang telah senantiasa membagikan ilmu dan pengalaman kepada menulis sertamemberikan bimbingan dan pendampingan selama kegiatan praktikum di kelas maupun dilapangan. Terima kasih pula untuk teman-teman geografi lingkungan 2016 yang telahmemberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan paper ini, serta kepadapihak-pihak terkait yang telah membantu dalam proses penyusunan paper. DAFTAR PUSTAKAAdji, Tjahyo Nugroho; Haryono, Eko; Woro, Suratman. 1999. Kawasan Karst dan ProspekPengembangannya di Indonesia. Seminar PIT IGI, 26-27 Oktober 1999. JakartaUniversitas IndonesiaAdji, Tjahyo Nugroho. 2006. Kontribusi Hidrologi Karst dalam Monitoring Keberlangsungan Ekosistem Karst. Prosiding Seminar Biospleologi dan Ekosistem Karst Sebagai Wahana Upaya Pelestarian dan Penyelamatan Gua Indonesia. Yogyakarta, 5-6 Desember 2006. Yogyakarta Biologi UGM dan LIPIAdji, Tjahyo Nugroho; Mujib, Asyroful; Fatchurohman, Hendy; Bahtiar, Igor Yoga. Tingkat Perkembangan Akuifer Karst Gunungsewu, Daerah IstimewaYogyakarta dan Karst Rengel, Tuban, Jawa Timur Berdasarkan AnalisisHidrograf. Seminar PIT IGI, 15 November 2014. Yogyakarta UNYBakalowicz, M. 2005. Karst Groundwater a Challange for New Resources. HydrogeologyJournal, Vol 13 1. Springer, JermanCahyadi, Ahmad; Ayuningtyas, Prabawa, 2013. Urgensi Pengelolaan Sanitasi dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Air Di Kawasan Karst Gunungsewu Kabupaten Gunungkidul. International Journal of Conservation, Vol 2 No 1[8] Ford, dan Williams. 1989. Karst Geomorphology and Hydrology. Chapman and Nico and Drew. 2010. Karst and Alpine Hydrogeology. Karlsruhe Institute ofTechnology, Institute of Applied Geoscience Gushilman, Iska. 2012. Nilai Penting Sumberdaya Air Karst Sebagai PertimbanganPenyusunan Zonasi Taman Nasional. Bogor Fakultas Kehutanan, InstitutPertanian BogorHaryono, Eko dan Sutikno. 2000. Perlindungan Fungsi Kawasan Karst. SeminarPerlindungan Penghuni Kawasan Karst masa lalu, masa kini, dan masa yangakan datang terhadap Fungsi Lingkungan Hidup. PSLM UNS. Surakarta, 11November 2000Haryono, Eko dan Adji, Tjhayo Nugroho. 2004. Geomorfologi dan Hidrologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaMaryanto, Ibnu. 2006. Manajemen Bioregional Karst, Masalah dan Pemecahannya,Dilengkapi Kasus Jabodetabek. Bogor Puslit Biologi, LIPI Linhua, S. 1996. Mechanism of Karst Depression Evolution and Its Hydlogogycal Ecolution. Acta Geographica Sinica, 41-50McDonald & Partners. 1984. Greater Yogyakarta – Groundwater Resources Study. Vol 3Main Report. P2AT, YogyakartaNuraini, Fahad. 2012. Kajian Karakteristik dan Potensi Kawasan Karst untuk PengembanganEkowisata Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Skripsi. Fakultas IlmuSosial, Universitas Negeri Yogyakarta Santosa, Langgeng Wahyu. 2015. Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi. Yogyakarta UGM PressSunarto, dan Samodra. 1999. Hidrologi Kawasan Karst Studi Kasus DaerahGunungkidul bagian Tengah. Makalah Lokakarya Sumberdaya KawasanPengelolaan Karst Berwawasan Lingkungan. JakartaTrudgil, S. 1985. Limestone Geomorphology. Longman, Newyork.[9] ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Peristiwaini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi. Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya: a.

Karst adalah kawasan batu gamping. Penamaan karst berasal dari kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Ciri-ciri utama dari karst yaitu lahan yang kurang subur untuk pertanian, rentan terjadi erosi dan tanah longsor, dan rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah. Selain itu, karst memiliki gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.[1] Karst merupakan sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya mengalami depresi tertutup airtight depression, drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Etimologi [sunting sunting sumber] Istilah kars diadaptasi dari bahasa Belanda, karst yang dikenal di Indonesia diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia, lewat istilah geologi internasional yang dipakai dalam bahasa Belanda. Istilah aslinya adalah krst/krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italian republic timur laut, dekat wilayah pariwisata Trieste. Proses pembentukan [sunting sunting sumber] Daerah kars terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit di mana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua favourable. Daerah ini disebut kars asli. Daerah kars dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidraulik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair lava. Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst kars palsu. Ekosistem [sunting sunting sumber] Ekosistem kars memiliki keunikan, baik secara fisik, maupun dalam aspek keanekaragaman hayati. Karakteristik [sunting sunting sumber] Ciri-ciri daerah kars antara lain Daerahnya berupa cekungan-cekungan. Terdapat bukit-bukit kecil. Sungai-sungai yang tampak di permukaan hilang dan terputus ke dalam tanah. Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah Adanya endapan sedimen lempung berwarna merah hasil dari pelapukan batu gamping. Permukaan yang terbuka tampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Penyedia air [sunting sunting sumber] Di kawasan kars banyak dijumpai gua dan sungai bawah tanah yang juga menjadi pemasok ketersediaan air tanah yang sangat dibutuhkan oleh kawasan yang berada di bawahnya. Termasuk di dalamnya ketersediaan air tawar dan bersih bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan harian maupun untuk pertanian dan perkebunan. Daerah kars di Republic of indonesia [sunting sunting sumber] Kawasan kars di Indonesia mencakup luas sekitar fifteen,4 juta hektare dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun lalu sampai yang terbaru sekitar tahun. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah kars biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua. Berikut adalah wilayah kars di Indonesia[2] Gunung Leuser Aceh Perbukitan Bohorok Sumut Payakumbuh Sumbar Bukit Barisan, mencakup Baturaja Kabupaten Ogan Kombering Ulu Sukabumi selatan Jabar Kawasan Karst Gombong Selatan, Kebumen Jawa Tengah Pegunungan Kapur Utara, mencakup daerah Kudus, Pati, Grobogan, Blora dan Rembang Jawa Tengah Pegunungan Kendeng, Jawa Timur Pegunungan Sewu, yang membentang dari Kabupaten Bantul di barat hingga Kabupaten Tulungagung di timur. Sistem perbukitan Blambangan, Jawa Timur Perbukitan di bagian barat Pulau Flores, tempat lokasi banyak gua, salah satu di antaranya adalah Liang Bua Nusa Temggara Timur, NTT Perbukitan karst Sumba NTT Pegunungan karst Timor Barat NTT Pegunungan Schwaner Kalbar Kawasan Pegunungan Sangkulirang – Tanjung Mangkaliat seluas hektare, memiliki gua-gua dengan lukisan dinding manusia purba Kalimantan Timur Perbukitan Maros Pangkajene, terletak di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan, seluas hektare dan beberapa di antara gua-gua yang ada memiliki lukisan purba Kawasan karst Wowolesea, memiliki sistem air asin hangat Sulawesi Tenggara Pulau Muna Kepulauan Tukangbesi Pulau Seram Maluku Pulau Halmahera Maluku Utara Kawasan karst Fakfak Papua Barat Pulau-pulau Biak dan Pegunungan Tengah dan Pegunungan Lorentz Papua Kawasan Batu Hapu, Tapin, Kalimantan Selatan Kawasan Karts di Kabupaten Kutai Timur mulai dari Marangkayu, Bengalon, Sangkulirang dan Maloy Kalimantan Timur Sisa-sisa permukiman manusia purba ditemukan di Leang Cadang, Leang Lea, dan goa-goa lainnya di Maros, Goa Sampung dan Goa Lawa di Ponorogo, Goa Marjan dan Goa Song di Jember, Vocal Gentong Tulungagung, Song Brubuh, Song Terus, dan Goa Tabuhan di Pacitan. Lukisan atau cap dinding ditemukan di kawasan Borneo Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Kai, Seram, Timor, serta Papua. Ini menunjukkan indikasi migrasi manusia ke arah timur. Selain itu ditemukan pula berbagai sisa berbagai jenis vertebrata berusia i,7 juta tahun hingga tahun. Karena nilai ekologi, ekonomi, dan kesejarahannya, kawasan Pegunungan Sewu, Pegunungan Maros, dan Pegunungan Lorentz telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi Kawasan Warisan Dunia. Kerusakan kawasan [sunting sunting sumber] Aktivitas penggalian batu kapur Penambangan oleh industri semen Referensi [sunting sunting sumber] ^ Susilawati dan Bachtiar, North. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi PDF. Pekanbaru Kreasi Edukasi. hlm. 177. ISBN 978-602-6879-99-8. ^ Referensi Pranala luar [sunting sunting sumber] Indonesia Penjelasan beserta animasi tentang karst Diarsipkan 2009-04-15 di Wayback Machine. Republic of indonesia Membaca Masa Lalu Melalui Geowisata Goa Diarsipkan 2014-08-22 di Wayback Auto. Indonesia Karst Maros, Terbesar dan Terindah kedua di dunia Diarsipkan 2012-06-06 di Wayback Automobile.

Adapunpembekuan air di dalam batuan. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang. Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. * Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi, hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
PembahasanJawaban benar pada soal ini adalah C. Berikut adalah penjelasannya. Karst adalah bentang alam di wilayah kapur yang terbentuk akibat adanya tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang paling berperan penting dalam terbentuknya wilayah kapur ini adalah air. Air menyebabkan terjadinya pelapukan secara kimiawi karenabereaksi dengan zat kapur. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah benar pada soal ini adalah C. Berikut adalah penjelasannya. Karst adalah bentang alam di wilayah kapur yang terbentuk akibat adanya tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang paling berperan penting dalam terbentuknya wilayah kapur ini adalah air. Air menyebabkan terjadinya pelapukan secara kimiawi karena bereaksi dengan zat kapur. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah C.
Perbedaankondisi hidrologi kawasan karst dan kawasan non karst menjadi tujuan utama dari tulisan ini. ISI Kawasan karst dan kawasan non karst Kawasan Karst merupakan salah satu hasil dari bentuklahan proses pelarutan. Pelarutan terjadi pada batuan dasar yang berupa batu gamping. Proses pelarutan yang terjadi pada setiap bauan pada umumnya
Pengertian Karst secara luas adalah bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut umumnya formasi batu gamping sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst di atas permukaan dan indokarst di bawah permukaan. Penggunaan istilah karst secara internasional berawal dari bahasa Jerman yang diserap dari bahasa Slavia kras yang memiliki arti lahan gersang berbatu. Istilah kras diberikan untuk wilayah di Serbia, Bosnia, Herzegovina, Slovenia, Albania dahulu Yugoslavia yang memiliki topografi khas akibat proses pelarutan pada batuannya. Di beberapa negara penggunaan istilah bentang alam unik ini beragam misalnya karst Jerman dan Inggris, carso Italia, kras negara-negara Balkan, karusuto Jepang, atau kars Malaysia. Sedangkan di Indonesia pernah diperkenalkan dengan istilah kras atau curing Kamus Kebumian Purbo-Hadiwidjojo, 1994. Dalam ilmu bumi, definisi karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu sedangkan dalam geologi, pegunungan yang terdiri dari batu gamping dan kemudian memperlihatkan bentang alam yang khas akibat adanya proses pelarutan batuannya oleh air, dinamakan morfologi karst. Kawasan Karst memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh larutnya batuan yang tinggi di dalam air, jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada kawasan ini dapat diketahui yaitu relief pada bentang alam ini berada pada daerah yang berbatuan yang mudah larut, juga dapat diketahui dengan adanya aliran sungai yang secara tiba tiba masuk tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar. Pada daerah ini pola pengaliran tidak sempurna, kadang tampak, kadang hilang, yang disebut sebagai sungai bawah tanah. Kawasan Karst merupakan kawasan yang mudah rusak. Batuan dasarnya mudah larut sehingga mudah sekali terbentuk goa-goa bawah tanah dari celah dan retakan. Mulai banyaknya permukiman penduduk yang terdapat di daerah ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Serta bahaya dari alam sendiri berupa bencana alam guguran batuan dan runtuhnya goa bawah tanah. Ciri-ciri kawasan karst antara lain Terdapatnya sejumlah cekungan depresi dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-beda. Bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit conical hills. Sungai-sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan. Sungai pada daerah Karst umumnya terputus-putus, hilang kedalam tanah dan begitu saja muncul dari dalam tanah. Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya goa-goa kapur pada permukaan atau di atas permukaan. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah terrarosa yang merupakan endapan resedual akibat pelapukan batu gamping. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah-pecah atau lubang-lubang mapun runcing-runcing lapies Banyaknya Stalaktit dan Stalakmit akibat dari air yang masuk ke lubang-lubang doline kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua yang berubah jadi batuan. Kawasan karst di Indonesia Indonesia diperkirakan memiliki kawasan batuan karbonat yang luasnya mencapai 15,4 juta hektar yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia mulai dari barat hingga timur. Beberapa kawasan tersebut telah dikembangkan sebagai kawasan kars bahkan telah menjadi Geopark pertama di Indonesia untuk kawasan kars Gunungsewu Jawa Tengah – Jawa Timur dan secara aklamasi oleh International Union of Speleoloogy dinyatakan sebagai World Natural Heritage. Permukaan bumi 25 persen merupakan kawasan Karst, sehingga 25 persen kehidupan dunia pun tergantung pada kawasan ini. Keunikan kawasan Karst itu sendiri terletak pada fenomena melimpahnya air bawah permukaannya yang membentuk jaringan sungai bawah tanah, namun di sisi lain, kekeringan tampak di permukaan tanahnya. Untuk itu pengelolaan berkelanjutan kawasan karst membutuhkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam dengan terencana, optimal, dan bertanggung jawab. Selain itu, untuk menekan laju kerusakan, diperlukan wawasan mengenai lingkungan hidup ekosistem karst secara menyeluruh. Termasuk perubahan cara pandang dari semua komponen termasuk para pengambil keputusan. Disarikan dari berbagai sumber Pengertian Karst – Kanal Pengetahuan Pipakarst sendiri memiliki bentuk menyerupai pipa. Gejala karst satu ini dapat terjadi sebab adanya larutnya batuan kapur oleh air. Sebab terjadi proses pelarutan batuan, maka disebut sebagai pipa karst korosi. Tetapi apabila terjadi sebab adanya tanah terban, pipa karst tersebut disebut sebagai pipa karst terban / yama-type. 3. Pelapukan
Penyebutan istilah karst pada hakikatnya berasal dari bahasa germany yang memiliki arti lahan yang gersang serta dipenuhi bebatuan. Disisi lainnya yang perlu diketahui bahwa karst tersebar luas di seluruh wilayah dan perwilayahan Indonesia. Misalnya saja yang ada di Gunungsewu, Jawa Tengah. Prihal karakteristiknya, bentuk karst ini mempunyai keunikan berupa lahan-lahan kondisi hidrologi dari batuan yang mudah larut serta memiliki porositas sekunder yang berkembang secara baik. Meski demikian dalam dataran karst tidak ditemukan drainase, penyerapan air, serta sungai di permukaannya, namun yang pasti di dalam dataran karst terdapat goa dengan sistem drainase atau penyerapan air bawah tanah. Karst dianggap sebagai element yang mengandung batu gamping dengan karakteristik bercampur oleh karbon dioksida di dalam arti air sehingga mengakibatkan pelarutan yang tidak tersentuh oleh lapisan tanah. Karst sendiri tidak juga dapat ditanami tumbuhan, alasannya karena karst didominasi oleh bebatuan. Oleh karena itulah, sirkulkasi drainase pada daerah karst didorong oleh air dan didukung oleh temperatur dan tekanan yang rendah sehingga mengakibatkan proses pelarutan yang berjalan sempurna. Pengertian Karst Karst adalah hasil pelarutan kondisi perairan dimana dalam hal tersebut menjadi dampak dari bebatuan yang mudah larut dan perkembangan porositas yang mampu berkembang baik dengan memiliki cekungan yang tidak terbuka lantaran berupa lembah kering yang biasanya berbentuk besar dan kecil. Pengertian Karst Menurut Para Ahli Adapun definisi karst menurut para ahli, antara lain; ESDM 2012, Karst adalah bagian daripada bentang alam yang terbentuk karena adanya sistem pelarutan air dalam bentuk batugamping maupun dolomit. Ford dan Williams 1992, Definisi karst adalah bagian medan dengan kekhasan kondisi hidrologi sebagai akibat dari tersebentuknya batuan yang mudah larut lantaran memiliki porositas sekunder yang berkembang baik Jennings 1971, Makna karst adalah kawasan yang ada dalam lingkungan serta mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, yang timbul akibat tingginya keterlarutan batuan di dalam air Ciri Karst Ciri Karst Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh karst, antara lain; Cekungan Cekungan atau depresi adalah suatu bentuk lahan yang diakibatkan dari pergerakan lempeng bumi yang berasal dari daerah patahan atau daerah lipatan. Di daerah cekungan terdapat banyak sekalian batuan yang mengandung unsur senyawa pembentukan karst. Maka tidak heran jika pada dataran karst mengandung ciri-ciri terdapat cekungan yang bentuknya beragam. Cekungan pada dataran karst digenangi air yang menjadi satu–satunya pusat penyerapan air pada dataran karst. Kedalaman cekungan pada dataran karst bervariasi tergantung frekuensi unsur pembentuk dataran karst. Terdapat perbukitan Bagian yang tererosi pada batuan karst terdapat pada bukit–bukit di sekitar dataran karst. Jumlah bukit terdapat beberapa kelompok yang membuat penyebutan bukit tersebut menjadi perbukitan. Erosi yang terjadi pada bukit sekitar karst membawa pelarutan efek unsur senyawa pada batu gamping. Yang kemudian batu gamping itu bergerak vertikal ke atas lalu menjadi dataran karst. Aliran sungai tidak lancar Pada dataran karst, perkembangan sungai yang ada di permukaan tidak mengalir dengan lancar. Hal ini diakibatkan karena pada dataran karst mengalami sirkulasi drainase air yang buruk. Aliran sungai pada dataran karst menjadi putus-putus. Bahkan di beberapa dataran karst terjadi peristiwa hilangnya aliran sungai dan tiba–tiba muncul ke permukaan pada saat musim penghujan tiba. Terdapat goa kapur Goa kapur adalah goa yang terdapat pada batuan karst yang terjadi karena pada dasar dataran karst mengalami sirkulasi air yang buruk. Pembentukan dataran karst memerlukan penyerapan air walaupun tingkat penyerapannya sedikit. Goa kapur dilalui sungai kecil yang membawa air untuk membantu proses pembentukan karst. Terdapat terrarosa Terarosa adalah endapan lumpur batuan sedimen yang berwarna kemerahan. Terrarosa terjadi karena batuan beku mengalami pengendapan residual karena pengendapan batu gaming yang setelah bersedimentasi batuan akan berubah warna menjadi merah. Perubahan warna inilah yang disebut terrarosa. Teksturnya bermacam-macam Dataran karst tidak ada yang berbentuk halus. Dengan kata lain, tekstur yang terdapat di dataran karst mengalami tekstur yang kasar. Kenampakan tekstur tersebut apabila disentuh maka akan timbul efek pecah – pecah. Lapisan karst yang pecah-pecah tersebut akan menjadi runcing dengan sendirinya. Terdapat stalaktit dan stalakmit Stalaktit dan stalakmit adalah batuan yang bentuknya ke bawah. Stalaktit dan stalakmit terdapat pada goa-goa di dasar dataran karst. Stalaktit dan stalakmit terbentuk dari tetesan air yang masuk ke dalam doline batuan di dalam goa kemudian turun masuk ke dalam permukaan goa, yang kemudian tertetes terjun masuk ke permukaan goa yang akhirnya mengalami pengerasan berbentuk batuan. Proses Pembentukan Karst Untuk proses pembentukan karst, antara lain; Pembentukan dominasi landform Asal mula karst awalnya pembentukan ini pertamakali melalui proses pembentukan dominasi landform yang mengalami pelarutan. Landform tersebut sejatinya memiliki kandungan batu gamping yang memiliki banyak unsur karbon dioksida di dalam air lalu membentuk suatu senyawa asam karbonat. Asam karbonat terurai menjadi bikarbonat yang selanjutnya terurai menjadi kalsium karbonat yang merupakan unsur dari karst. Proses pelarutan asam karbonat Pembentukan karst di dukung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bersifat menentukan proses pembentukan karst. Kesempurnaan pembentukan karst tidak terlepas dari proses pelarutan asam karbonat yang menjadi unsur senyawa penting di dalamnya. Dataran karst memiliki batuan yang mudah larut. Ketebalan batuan yang tersedia juga kompak. Kompak disini mengandung arti bahwa hampir semua ketebalan tersebut sama besar. Karst merupakan batuan yang mudah rapuh dan retak. Pembentukan karst juga didukung oleh curah hujan yang rendah. Curah hujan yang menentukan pembentukan karst adalah tidak lebih dari 250 mm per tahun. Curah hujan yang rendah membuat minimnya daerah resapan air yang berdampak pada kesempurnaan proses pembentukan karst. Pembentukan karst Pada pembentukan karst batuan naik dari bawah keatas atau secara vertikal. Hal terjadi ini dikarenakan pada saat perkembangan sirkulasi air yang menjadi drainase pada pembentukan dataran karst. Temperatur suhu dan tekanan udara yang menghambat laju pembentukan karst biasanya terjadi di musim penghujan. Karena musim penghujan banyak membawa presipitasi air yang menghambat laju pembentukan karst. Kandungan kalsium karbonat yang tinggi pada batuan pendukung karst membawa efek pelarutan. Semakin kuat senyawa kalsium karbonat pada batuan maka semakin tinggi pula perkembangan bentuk lahan karst. Penentuan kekompakan unsur pembentukan morfologi karst juga mengakibatkan pelarutan. Jika tekstur batuan mengalami pelunakan maka yang terjadi adalah proses erosi dan pergerakan batuan tidak berkembang dengan baik. Dengan kata lain mengganggu perkembangan batuan untuk bergerak. Tingkat ketebalan batuan karst membentuk vertical ke atas dengan mengikuti sirkulasi air yang tersedia. Lapisan yang mengandung air secara berlebih menjadi faktor tingginya pertumbuhan vertikal batuan ke atas. Jenis Karst Klasifikasi jenis karst adalah sebagai berikut; Perkembangan Karst dengan perkembangan mengikuti prosedur pembentukan karst yang baik perkembangannya akan condong tumbuh vertikal ke atas. Sebaliknya, jika pada dataran pembentukan karst kekurangan unsur pembentuk karst yang baik seperti asam karbonat yang kurang, maka karst akan cenderung tumbuh ke samping. Pertumbuhan karst ke samping kanan maupun ke samping kiri membawa dampak buruk pada dataran sekitarnya. Hal ini diakibatkan karena dataran karst bersifat membawa penyerapan air yang buruk. Maka yang terjadi adalah vegetasi sekitaran dataran karst akan mati karena kekurangan daya penyerapan air. Morfologi Karst terjadi pada morfologi dataran yang dipenuhi batuan. Batuan tersebut membawa efek unsur senyawa kalsium karbonat yang merupakan kandungan tertinggi pembentukan karst. Morfologi batuan yang kurang padat membuat klasifikasi karst jenis ini tidak dapat berkembang dengan baik dan akhirnya akan berbentuk jarang–jarang. Iklim Iklim merupakan faktor pendorong klasifikasi pembentukan karst. Iklim yang terjadi di dataran sekitaran karst memerlukan tekanan dan suhu yang tinggi. Curah hujan juga berpengaruh pada dataran sekitaran karst. Curah hujan yang dibutuhkan adalah tidak lebih dari 250 mm per tahun. Contoh Karst Adapun untuk contoh adaya batuan karst. Misalnya saja; Indonesia Di Indonesia, terdapat batuan karbonat yang merupakan bahan dasar pembentukan karst secara alami yang luasnya mencapai 15 hektar. Persebaran batuan ini terdapat mulai dari Sabang sampai Merauke. Beberapa contoh kawasan karst juga sudah mendapatkan kembangan dari pemerintah yang disebut Geopark yang terdapat di Gunungsewu Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Kesimpulan Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa karst biasanya terjadi di bebatuan air karbonat. Selain terapat di bebatuan air karbonat, karst juga terdapat di bebatuan lain yang memiliki tingkat pelarutan yang tinggi. Syarat bebatuan memiliki tingkat pelarutan yang tinggi adalah mempunyai sesar intensif yang bersifat porositas sekunder. Contoh sesar intensif yang memiliki sifat porositas sekunder adalah batuan gypsum dan batuan saltstone. Hal ini dikarenakan batuan karbonat tersebar luas dalam kandungan karst yang tersedia di penjuru dunia. Pembentukan karst tidak terlepas dari batuan karbonat yang menjadi unsur sebuah karst. Disisi lainnya, seperti jenis dataran yang lainnya, karst juga memiliki beberapa jenis klasifikasi yang berbeda. Perbedaan jenis karst itu sendiri dipengaruhi faktor pendorong yang menyebabkan laju pertumbuhan karst. Demikianlah serangkaian penjelasan dan pengulasan secara lengkap mengenai pengertian karst menurut para ahli, ciri, proses pembentukan, jenis, dan contohnya yang ada di Indonesia. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.
. 77 22 481 49 86 202 98 44

gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan